Ruang Lingkup Ilmu Pengetahuan Sosial

Ruang-Lingkup-Ilmu-Pengetahuan-Sosial

Ruang Lingkup Ilmu Pengetahuan Sosial – Menurut seorang ahli, dijelaskan bahwa yang menjadi ruang lingkup IPS adalah manusia sebagai anggota masyarakat atau manusia dalam konteks sosial. Oleh karenanya pembelajaran IPS tidak hanya menekankan pada aspek pengetahuan saja, melainkan juga pembinaan peserta didik untuk mengembangkan dan menerapkan nilai-nilai pengetahuan tersebut di tengah masyarakat. Nilai- nilai itu setenggang rasa dan tepo sliro, kepedulian terhadap sesama dan lingkungan, disiplin, ketaatan, keteraturan, etos kerja, dan lain-lain.

Penerapaan nilai-nilai pengetahuan dimulai dari lingkup yang paling kecil, misalnya di dalam keluarga sampai pada lingkup global. Setiap lingkungan akan mempengaruhi terhadap pembentukan kepribadian peserta didik atau individu. Keanekaragaman kelompok masyarakat dengan karakternya yang berbeda-beda adalah contoh konkret sebuah lingkungan yang mempengaruhi kepribadian seseorang. Oleh sebab itu seseorang harus mampu menerapkan nilai-nilai IPS dalam segala macam lingkungan di mana individu tersebut berada. Dalam lingkup yang lebih luas, peserta didik diharapkan dapat menjadi warga negara yang baik, bertanggung jawab terhadap lingkungan. joker888

Dari uraian tersebut dapat kita ketahui bahwa ruang lingkup IPS adalah semua aspek hidup dan kehidupan seseorang di tengah-tengah masyarakatnya. Di samping menguasai pengetahuan tenatang materi IPS, seseorang harus mampu menerapkan nilai-nilai yang terkandung dalam pengetahuan yang telah mereka kuasai.

Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran yang dibelajarkan di SMP/MTs. IPS mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial. Mapel IPS memuat materi Geografi, Sejarah, Sosiologi, dan Ekonomi. Membelajarkan IPS secara terpadu hendaknya mempertimbangkan keempat kajian tersebut. Materi esensial dari keempatnya di dapat dari

Ruang Lingkup Ilmu Pengetahuan Sosial

1. Kompetensi Dasar

Untuk mengkaji KD mata pelajaran IPS perlu memperhatikan urutan hierarki konsep disiplin ilmu dan/atau tingkat kesulitan materi. Kurikulum 2013 menuntut pembelajaran IPS disampaikan secara terpadu dengan harapan pembelajaran IPS lebih bermakna bagi peserta didik dalam konteks pembelajaran sehari-hari, sehingga peserta didik akan memperoleh pemahaman yang lebih luas dan utuh.

Melalui pembelajaran terpadu, peserta didik dapat memperoleh pengalaman langsung, sehingga dapat menambah kekuatan untuk menerima, menyimpan, dan memproduksi kesan-kesan tentang hal-hal yang dipelajarinya. Dengan demikian, peserta didik terlatih untuk dapat menemukan sendiri berbagai konsep yang dipelajari secara holistik, bermakna, otentik, dan aktif.

Pengalaman belajar yang dirancang guru sangat berpengaruh terhadap kebermaknaan pengalaman bagi para peserta didik. Pengalaman belajar lebih menunjukkan kaitan unsur-unsur konseptual menjadikan proses pembelajaran lebih efektif. Kaitan konseptual yang dipelajari dengan sisi bidang kajian yang relevan akan membentuk skema (konsep), sehingga peserta didik akan memperoleh keutuhan dan kebulatan pengetahuan. Perolehan keutuhan belajar, pengetahuan, serta kebulatan pandangan tentang kehidupan dan dunia nyata hanya dapat direfleksikan melalui pembelajaran terpadu, menurut Williams.

Dalam rangka implementasi KI dan KD untuk memenuhi ketercapaian pembelajaran, maka diperlukan pedoman pelaksanaan model pembelajaran IPS Terpadu. Hal ini penting, untuk memberikan gambaran tentang pembelajaran terpadu yang dapat menjadi acuan dan contoh konkret dalam kerangka implementasi KI dan KD. Membelajarkan IPS secara terpadu diperlukan tema sebagai pengikat konsep atau kajian geografi, ekonomi, sosiologi dan sejarah.

2. Mengkaji Kompetensi Dasar mata pelajaran IPS

KD adalah konten atau kompetensi yang terdiri atas sikap, pengetahuan, dan ketrampilan yang bersumber pada kompetensi inti yang harus dikuasai peserta didik, maka jelas sekali yang dimaksud konten adalah isi atau materi yang harus dibelajarkan pada peserta didik. Kompetensi itu pun dikembangkan dengan memperhatikan karakteristik peserta didik, kemampuan awal, serta ciri dari suatu mata pelajaran. Bagian dalam mengkaji kompetensi dasar mapel IPS perlu memperhatikan urutan hierarki konsep disiplin ilmu dan/atau tingkat kesulitan materi

Untuk menghadapi tantangan yang ada, bangsa Indonesia perlu memupuk nasionalisme budaya (cultural nationalism) yang berarti pengakuan terhadap budaya etnis yang beragam, yang lahir dan berkembang di dalam masyarakat Indonesia. Setelah itu, perlu mengelola sumberdaya alam untuk menjamin kesejahteraan bangsanya berdasarkan ilmu pengetahuan dan teknologi dan prinsip keadilan sosial, dan meningkatkan daya saing produk barang dan jasa, melalui peningkatan kualitas sumberdaya manusia sebagai subyek dalam persaingan tersebut.Pendidikan IPS mengambil peran untuk memberi pemahaman yang luas dan mendalam pada bidang ilmu yang berkaitan, yaitu:

(a) memperkenalkan konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan seluruh masyarakat dan lingkungannya;

(b) membekali kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial;

(c) memupuk komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan; dan

(d) membina kemampuan berkomunikasi, bekerjasama, dan berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk, baik di tingkat local, nasional maupun global.

3. Ruang lingkup mata pelajaran IPS meliputi aspek-aspek (a) keruangan dan konektivitas antar ruang dan waktu ; (b) perubahan masyarakat Indonesia pada zaman pra-aksara, zaman Hindu-Buddha dan zaman Islam, zaman dijajahnya dan tumbuhnya semangat kebangsaan, masa pergerakan kemerdekaan sampai dengan awal (masa) reformasi sekarang; (c) jenis dan fungsi kelembagaan sosial, budaya, ekonomi, dan politik dalam masyarakat; (d) interaksi manusia dengan lingkungan alam, sosial, budaya, dan ekonomi dari waktu ke waktu.

4. Pendekatan pembelajaran IPS dikenal dengan interdisipliner karena sistem pembelajarannya memungkinkan peserta didik secara aktif mencari, menggali dan menemukan konsep serta prinsip-prinsip secara holistik dan otentik. Trans-disciplinarity berarti batas-batas disiplin ilmu tidak lagi tampak secara tegas dan jelas karena konsep- konsep disiplin ilmu berbaur atau terkait dengan permasalahan yang dijumpai di sekitarnya. Kondisi itu memudahkan pembelajaran IPS menjadi suatu pembelajaran yang kontekstual.

5. IPS adalah sebuah ilmu yang mempelajari hubungan manusia dengan sesamanya yang diintegrasikan melalui konsep ruang, koneksi antar ruang, dan waktu. Ruang merupakan tempat dimana manusia beraktivitas, koneksi antar ruang menggambarkan mobilitas manusia antara satu tempat ketempat lain,dan waktu menggambarkanmasa dimana kehidupan manusia terjadi sebagai mapel dalam bentuk integrated sciences dan integrated social studies.

6. Cara menyusun pembelajaran terpadu dimulai dengan pilih atau pilih tema sebagai payung pengembangan pembelajaran sesuai dengan SKL, KI, KD yang dipadukan. Kemudian menyusun sub-tema, peta materi dan sub materi, dilanjutkan dengan penyusunan perangkat pembelajaran beserta sarana yang cocok dengan materi yang dapat dibahas di tiap-tiap pertemuan.

Pendidikan IPS Pada Era Globalisasi

Pendidikan-IPS-Pada-Era-Globalisasi

Pendidikan IPS Pada Era Globalisasi – Indonesia memerlukan berbagai sumber kekuatan manusia yang unggul sebagai jenis pertama dalam pembangunan untuk mencukupi sumber daya tersebut pendidikan memiliki peran yang terlampau penting. Pendidikan adalah suatu usaha untuk meraih suatu target pendidikan.

Suatu usaha pendidikan menyangkut 3 unsur pokok, yaitu input, proses, dan output. Input pendidikan adalah peserta didik dengan beragam ciri-ciri yang tersedia pada peserta didik. Proses pendidikan terkaitan beragam perihal layaknya pendidik, kurikulum, gedung, buku, metode mengajar. Output atau hasil pendidikan dapt berwujud pengetahuan, sikap, dan keterampilan, menurut Widiyarti & Suranto.

Pendidikan IPS pada era globalisasi kini sangat dibutuhkan. Kajian ips yang merupakan pengembangan dari potensi jati diri sebagai mahkluk sosial yang harus memiliki kecakapan berfikir, kecakapan akademi, kecakapan sosial. Globalisasi menyangkut suatu kesadaran baru mengenai dunia sebagai satu kesatuan interaksi dan saling ketergantungan yang semakin besar dalam era baru yang perlu di jawab dengan tepat. Sementara kemampuan bersaing penduduk indonesia dalam menghadapi era globalisasi masih sangat lemah dibandingkan dengan negara lain. Hal ini di sebabkan karna masih lemahnya kualitas sumber daya manusia yang ada. joker123 terbaru

Sebagai yaitu contoh tenga kerja indonesia maupun tenaga kerja wanita yang dikirim ke luar negri hanya di posisikan sebagai tenaga buruh, seperti pembantu rumah tangga, perawat, buruh perkebunan, buruh bangunan, sopir dan tenaga kasar lainnya. Sedangkan tenaga asing yang bekerja di indonesia justru sebaliknnya, meraka adalah kalangan pengusaha, investor profesional tenga ahli, dan pemilik perusahaan. Para pekerja yang dikirm keluar negri kebanyakan tidak memiliki keterampilan atau minim dalam penguasaan ilmu pengetahuan serta rendahnnya penguasaan kemampuan bahasa asing, terutama bahasa inggris. Inilah kendala yang sering kali orang indonesia serasakan seajak adanya pengiriman tenaga kerja keluar negri hingga sekarang hingga sekarang telah memasuki era globalisasi.

Pendidikan IPS Pada Era Globalisasi

Rendahnnya kualitas tenaga kerja di indonesia berkaitan erat dengan rendahnnya pendidikan yang di peroleh. Sistem pendidikan yang telah dirancang sedemikian rupa dalam teori belum bisa menjawab tantangan zaman dalam praktiknya. Adannya keinginan untuk bersaing dengan bangsa lain dalama memperebutkan lapangan kerja harus dimulai terlebih dahulu dalam pembaharuan pendidikan, trutama secara prakttik. Pendidikan harus benar-benar di berdayakan oleh semua pihak sehingga ke depan mampu memberdyakan masyarakat secara luas. Masyarakat yang terbedayakan oleh sitem pendidikan nasional di harapan kan akan memiliki keunggulan komparatif dn kompotitf dalam konteks persaingan global.

Konsekuensi dari penjelasan di atas bahwa pendidikan harus di konseptualisas kan sebagai suatu usaha dan proses pemberdayaan yang benar-benar harus di sadari secara kolektif, baik oleh individu, keluarga, masyarakat, serta oleh pemerintah. Pendidikan sebagai investasi masa depan bangsa yang menjadi dasar kualitas sumber daya manusia yang unggul yang harus ula diiringi muaralitas yang tinggi dan integritas kebangsaan yang kuat, tidak korup, jujur, kreatif, dan memiliki visi kedapan yang diasumsikan akan mampercapat bangsa ini keluar dari krisis yang berlarut-larut. Sebagai perbandingan, negara-negara seperti Malaysia, Thailand, Filipina, mereka mengalami kemajuan yang pesat dalam upaya keluar dari krisis seperti yang dialami Indonesia. Negara-negara tersebut dahulu berada di bawah Indonesia, kualitas sumber daya manusianya, akan tetapi saat ini mereka dapat menjadi negara yang bangkit dari masalah dalam negerina. Contohnya Malaysia dapat memulihkan kondisi ekonomi tanpa bantuan dari IMF.

Era globalisasi sebenarnya justru membutuhkan pendidikan IPS lebih tinggi dibanding sebelumnya. Dengan adanya pendidikan IPS dapat menjawab tantangan yang ada dan muncul diera globalisasi. Begitu lengkapnya kajian IPS dengan semua rumpun keilmuannya jika betul-betul dipahami dan dilaksanakan akan dapat dilaksanakan akan dapat memunculkan bangsa Indonesia sebagai bangsa yang terkemuka. Selain Indonesia memiliki wilayah yang luas., alam yang kaya, juga penduduk yang banyak, sebetulnya semua bisa menjadi modal untuk menjadi pemimpin dunia. Hanya saja, jika  bangsa Indonesia sudah kurang perduli terhadap masalah bangsanya, maka dengan mudah penjajahan bentuk baru akan ada dan bertahan dibumi Indonesia. Giddnes, yang dikutip Tim Pengembang Ilmu Pendidikan FIP-UPI mengatakan bahwa “kita tidak akan pernah mampu menjadi penguasa sejarah kita sendiri, tetapi kita dapat dan harus mencari cara untuk membuat dunai yang tak terkendali ini menjadi terkendali”.

Definisi IPS (ilmu pengetahuan sosial) merupakan suatu pembelajaran tentang konsep sosial. Yang berhubungan dengan geografi, sejarah, antropologi, sosiologi dan ekonomi. Di sekolah pun ada jenis pembelajaran ilmu pengetahuan yaitu IPA (ilmu pengetahuan alam) dan IPS (ilmu pengetahuan sosial).

Jadi untuk IPS memang mempelajari tentang hubungan manusia dengan sosial. Dari ekonomi mengenai bisnis, sejarah terbentuknya masyarakat, kewilayahan, dan lainnya. Setiap ahli memiliki pengertian yang berbeda-beda dari ilmu pengetahuan sosial itu sendiri.

Ilmu pengetahuan sosial ini dibagi menjadi banyak cabang ilmu. Ada cabang antropologi yang membahas tentang budaya, ekonomi mempelajari tentang produksi, keuangan di masyarakat. Geografi membahas tentang lokasi, wilayah dan semua hal mengenai bumi.

Pendidikan IPS merupakan seleksi dan rekontruksi dari disiplin ilmu pendidikan dan disiplin ilmu-ilmu sosial, humaniora, yang diorganisir dan disajikan secara psikologis dan ilmiah untuk tujuan pendidiakan, menurut Somantri. Jati diri IPS ini perlu ditegaskan berulang-ulang agar selalu mengingatkan kita bahwa pendidikan IPS tidak mungkin bisa berdiri sendiri. IPS merupakan mitra bagi ilmu-ilmu lainnya. Pendidikan IPS berusaha mengorganisasikan dan mengembangkan substansi ilmu-ilmu sosial secara ilmiah dan psikologis untuk tujuan pendidikan. Pendidikan IPS mempunyai peran yang penting dalam membangun identitas nasional untuk menjadikan peserta didik kreatif, mampu memecahkan masalah diri dan lingkungannya, serta menjadi warga negara yang baik dan bermoral. Untuk menghadapi berbagai tantangan dan dinamika masyarakat dan globalisasi, maka perlu konsolidasi kurikulum yang meliputi, yaitu:

(a)    Penetrasi jati diri pendidikan IPS ke dalam primary structure, (b) Mata kuliah yang tidak begitu penting  penting disederhanakan dan menampilkan pendidikan global, (c) semua mata kuliah disiplin ilmu diperkuat sehingga setaraf dengan mata kuliah di universitas untuk mendukung primary structure, (d) diadakan mata kuliah yang berorientasi pada bisnis dan bahasa asing; (e) perlu ada monitoring yang intensif terhadap perkembangan pembangunan nasional, globalisasi sebagai bahan untuk memperkaya kurikulum FPIPS dengan sebagai bahan untuk memperkaya kurikulum FPIPS dengan pengetahuan fungsional (functional knowledge). Di tengah iklim globalisasi, pendidiakn IPS tetap sangat dibutuhkan, baik sebagai penopang identitas nasional, pemecahan masalah lokal, regional, nasional, dan global. Masalah akan selalu ada, dalam mengatasi segala kendala yang muncul diera globalisasi dibutuhkan keterlibatan semua pihak. Masalah yang ada dalam pendidikan IPS, baik dari kurikulum, pengembangan perguruan tinggi, kemampuan guru dalam pembelajaran, kebijakan pemerintah, peran masyarakat itu sendiri harus bekerja sinergis, karena hasil yang akan diperoleh, juga akan menjadi buah yang manis yang bisa dirasakan oleh seluruh lapisan masyarakat.